Elang-ular Bido – Raptor Indonesia
 

Elang-ular Bido

| Posted in SPESIES

CRESTED SERPENT-EAGLE | Least Concern (LC)

Spilornis cheela (Latham, 1790)

Elang-ular Bido, dewasa | Copyright Asman A. Purwanto

Persebaran dan Ras

Merupakan jenis yang tersebar luas mulai dari India, Cina Selatan, Asia Tenggara, Palawan, dan Sunda Besar. Di Indonesia jenis ini memiliki beberapa anak jenis yang tersebar hampir diseluruh kepulauan di kawasan Sunda Besar:

  • Spilornis cheela pallidus Walden, 1872 – dataran rendah Kalimantan (borneo)
  • Spilornis cheela richmondi Swann, 1922 – Kalimantan Selatan
  • Spilornis cheela malayensis Swann, 1920 – Semenanjung Malaya, Sumatra Utara and Pulau Anambas
  • Spilornis cheela batu Meyer de Schauensee & Ripley, 1940 – Sumatera Selatan dan Kepulauan Batu
  • Spilornis cheela bido (Horsfield, 1821) – Jawa dan Bali
  • Spilornis cheela natunensis Chasen, 1934 – Natuna dan Bangka Belitung
  • Spilornis cheela abbotti Richmond, 1903 – Pulau Simeuleu
  • Spilornis cheela asturinus A. B. Meyer, 1884 – Pulau Nias
  • Spilornis cheela sipora Chasen & Kloss, 1926 – Kep. Mentawai
  • Spilornis cheela baweanus Oberholser, 1917 – Pulau Bawean
Tampak dari bawah pada saat terbang | Copyright Asman A. Purwanto

Deskripsi

Berukuran sedang (50-74 cm) dengan rentang sayap (WS) antara 109-170 centimeter. Berwarna gelap. Sayap lebar dan mudah dikenali dengan tipe rentangan sayap yang menekuk ke atas seperti membentuk huruf ‘U’. Individu Dewasa; tubuh bagian atas coklat abu-abu gelap, tubuh bagian bawah coklat. Bagian perut, sisi tubuh, dan lambung umumnya berbintik-bintik putih, terdapat garis abu-abu lebar di tengah garis-garis hitam pada ekor. Jambul pendek dan lebar, berwarna hitam dan putih. Ciri khas yang mudah dikenali adalah warna kuning tanpa bulu di antara mata dan paruh. Pada waktu terbang, terlihat garis putih lebar pada ekor dan garis putih pada pinggir belakang sayap. Individu muda mirip dengan yang dewasa, tetapi lebih coklat dan lebih banyak warna putih.

Iris kuning, paruh coklat abu-abu, kaki kuning.

Catatan anak jenis baweanus: individu muda (juvenile) pada anak jenis baweanus sebagian besar warna bulu putih dengan bintik hitam tipis.

Spilornis baweanus, Juvenile | Copyright by Mark, Javan Endemic Species Program

Suara

Sangat ribut, mudah diidentifikasi pada saat sedang terbang melayang di atas kanopi hutan memiliki kecenderungan mengeluarkan suara nyaring dan lengking “kiu-liu”, “kwiiik-kwi”, atau “ke-liik-liik” yang khas, dengan tekanan pada dua nada terakhir, dan “kokokoko” yang lembut.

Sumber: Frank Lambert, XC409167. Accessible at www.xeno-canto.org/409167

Habitat

Ditemukan di kawasan hutan dataran rendah hingga ketinggian mencapai 3,000 mdpl. Sering ditemukan di hutan kebun, hutan pegunungan, kawasan terbuka dan tipe hutan yang bervariasi.

Berbiak

Berkembang biak mulai dari bulan februari – april. Individu muda sering dijumpai pada bulan juni dan pertengahan juli. Jumlah telur 1 dengan masa pengeraman 37-42 hari. Individu muda meninggalkan sarang pada umur 70-80 hari setelah menetas. Ancaman pada masa berbiak adalah pencurian anak oleh pemburu dan telur oleh kelompok Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).

Makanan

Makanan utamanya adalat Ular dan Kadal, terkadang juga memburu mamalia kecil. Berburu dengan cara mengawasi mangsa dari tempat bertengger di area yang terbuka, meluncur dan menyambar mangsa jika mangsa sudah terlihat.

Kebiasaan dan Status Migrasi

Diketahui sebagai jenis penetap. Namun beberapa jenis seperi Spilornis cheela burmanicus dari Burma dan Assam bermigrasi ke selatan pada musim dingin. Juga Spilornis chella ricketti dari kawasan Tonkin dan Cina selatan bermigrasi ke selatan. Perjumpaan jenis ricketti di Pekanbaru (Riau) tahun 2012 dan 1 individu berada di Cikanangan Wildlife Rescue Center.

Status Keterancaman dan Perlindungan

Masih banyak diperjualbelikan secara ilegal di pasar gelap dan pasar online. Ancaman pada masa berbiak adalah pencurian anak oleh pemburu untuk diperdagangkan. Kekurangan habitat dan perburuan liar.

Merupakan jenis yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.106 tahun 2018 tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa Liar dilindungi di Indonesia.

Dewasa Spilornis baweanus | Copyright Mark, Javan Endemic Species Program

Referensi

Ferguson-Lees, J., and D.A. Christie. 2001. Raptors of the world. Houghton  Mifflin, Boston, MA.

Frank Lambert, XC409167. Accessible at www.xeno-canto.org/409167

MacKinnon, J., K. Phillipps., dan van Balen, S. 2010. Seri Panduan Lapangan Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan; termasuk Sabah, Sawawak dan Brunei Darussalam. LIPI – Burung Indonesia, Bogor.

Yang, MY., and A. Gamauf. 2018. Crested Serpent-eagle (text). A Field Guide to the Raptors of Asia. Sedentary Raptors of Oriental and East Asia. Vol.2. (Compilers Gombobaatar, S. and Yamazaki,T.). Asian Raptor Research and Conservation Network. p. 70-71.