Raptor Indonesia – Page 3 – Raptor Indonesia
 

Tag: Raptor Indonesia

celepuk reban_raptor indonesia

Owl For All, Kampanye Pelestarian Dan Perlindungan Burung Hantu Indonesia

| Comments Off on Owl For All, Kampanye Pelestarian Dan Perlindungan Burung Hantu Indonesia

beluk jampuk_raptor indonesia

Beluk Jampuk (Bubo sumatranus) muda hidup bebas tanpa gangguan di Desa Jatimulyo, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta

Oleh: The Owl World of Indonesia

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018, terdapat 16 jenis burung hantu Indonesia yang dilindungi. Jumlah ini tidak ada setengahnya dari 56 jenis burung hantu Indonesia yang teridentifikasi berada di Indonesia. Dari 56 ini, terdapat 19 jenis yang merupakan endemik Indonesia (data burung.org). (more…)

Jenis Burung Hantu Yang ‘kini’ Dilindungi

| Comments Off on Jenis Burung Hantu Yang ‘kini’ Dilindungi

Kementerian Ligkungan Hidup dan Kehutanan membuat kejutan yang cukup menghebohkan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar dilindungi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Banyak kalangan menilai penerbitan PermenLHK itu tidak memihak rakyat kecil dan penangkar. Hal tersebut dikarenakan beberapa jenis burung yang masuk dalam urutan yang dilindungi merupakan jenis – jenis yang banyak dipelihara oleh para penghobi burung kicau seperti Cucak Rawa (Pycnonotus zeylanicus), Kucica Hutan (Kittacincla malabarica) dan Cica Daun Besar (Chloropsis sonnerati). (more…)

Elang Kelabu

| Comments Off on Elang Kelabu

GREY-FACED BUZZARD

Butastur indicus J. F. Gmelin, 1788

Elang Kelabu dewasa di Banda Aceh/ Copyright to Agus Nurza

Persebaran dan Ras

Tersebar mulai dari Rusia bagian timur, Cina timur laut, Korea dan Jepang kecuali Hokaido dan Okinawa. Bermigrasi ke Asia dan Asia Tenggara hingga Indonesia. Di Indonesia, jenis ini di temukan Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Monotypic.

Deskripsi

Berukuran sedang 45 cm dengan rentang sayap 96 – 110 cm untuk pejantan. Sayap panjang dan menyempit dengan ujung sayap meruncing (pointed wings tip). Berwarna kecoklatan denga dagu putih. Terdapat garis mesial di tenggorokan dan kumis hitam. Bagian sisi kepala agak kehitaman, bagian atas kecoklatan dan coretan menggaris kehitaman. Bagian dada coklat berdoret kehitaman, sedangkan bagian bawah yang lainya berwarna coklat pucat dengan garis kecoklatan. Ekok panjang dengan garis hitam tebal. Ujung ekor membulat. Iris kuning, paruh abu-abu, sera dan kaki kuning.

Individu dewasa tampak bawah pada saat terbang

Suara

Getaran “cit-kwii” dengan nada kedua meninggi.

Habitat

Hutan basah, savana, pegunungan dan perkebunan. Di jepang menggunakan hutan pinus untuk berbiak. Di indonesia mengunjungi hutan-hutan dataran rendah yang memiliki bukaan.

Berbiak

Di Jepang umumnya menggunakan pohon Pinus densiflora atau pohon Cryptomeria japonica. Sarang berupa tumpukan ranting-ranting kecil yang disusun dan dilapisi dengan dedaunan hijau. Jumlah telur antara 2-4 butir dengan masa pengeraman sekitar 33 hari. Individu muda keluar dan meninggalkan sarang pada kisaran umur 36-39 hari.

Individu juvenile tampak bawah pada saat terbang

Makanan

Makanan utamanya adalah serangga, katak, kadal, burung berukuran kecil hingga sedang dan mamalia kecil. Menunggu mangsanya dari tempatnya bertengger dan menukik menangkap mangsa dengan kukunya yang tajam.

Kebiasaan dan Status Migrasi

Mendiami daerah berhtan sampai ketinggian 1.500. Terbang pelan dan suka berburu dari tempatnya bertengger. Compelete Migrant; merupakan pengunjung musim dingin dari utara bermigrasi ke Sumatra, Jawa dan Sulawesi. Catatan terbanyang di Sulawesi ( >. 4000 individu).

Status Keterancaman dan Perlindungan

Ancaman terhadap keberlangsungan hidup jenis ini adalah semakin menghilangnya hutan yang mejadi lokasi berbiak. Selain itu, berkurangnya jenis pakan seperti jenis – jenis reptil di daerah berbiaknya menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup jenis ini.

Dilindungi undang-Undang No. 5 Tahun 1990, Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Least Concern (IUCN 2011) Appendix II CITES.

 

Sumber bacaan:

Ferguson-Lees, J., and D.A. Christie. 2001. Raptors of the world. Houghton Mifflin, Boston, MA.

Purwanto, A.A., F.D.N. Aji.., R. Hindriatni., A. Sukistyanawati., H. Cahyono., dan D. Sasmita. 2013. Panduan Lapang Burung Pemangsa di Kawasan Konservasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur. Balai Besar KSDA Jawa Timur. Surabaya.

Yamazaki, T., Nitani, Y., Murate, T,. Lim, K.C., Kasorndorbua, C., Rakhman, Z., Supriatna, A., and Gomboaatar, S. 2012. Field Guide to Raptor of Asia, Vol. 1, Migratory Raptors of Oriental Asia. Asian Raptor Research and Conservation Network, Japan. 119 Pp.

Prawiradilaga, D.M., T. Murate, A. Muzakir, T. Inoue, Kuswandono, A.A. Supriatna, D. Ekawati, M. Y. Afianto, Hapsoro, T. Ozawa, dan N. Sakaguchi. (2003). Panduan Survey Lapangan dan Pemantauan Burung – burung Pemangsa. Biodiversity Conservation Project – JICA, Bogor.

Sikep-madu Sulawesi

| Comments Off on Sikep-madu Sulawesi

BARRED HONEY-BUZZARD

Pernis celebensis (Wallace, 1868)

Individu dewasa dalam posisi terbang. Di foto di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan | © Kama Jaya Shagir

Persebaran dan Ras

Merupakan burung pemangsa Endemik Sulawesi. Burung yang tidak umum, tapi tersebar di beberapa daerah terbatas. Menghuni empat pulau utama di Sulawesi yakni; Sulawesi, Peleng, Muna, dan Buton. Monotyopic.

Berukuran 51-61 cm. Punggung berwarna coklat, dada bagian atas berwarna merah karat dan bercoret hitam. Dada bagian bawah sampai perut berwarna abu-abu berpalang putih. Kepala abu-abu, tenggorokan putih bergaris hitam. Ekor coklat abu-abu pucat. Juvenile: berwarna lebih pucat dan lebih sedikit coretan.

Inividu muda (juvenile) dari tanah Toraja, Sulawesi Selatan | © Happy F.

Suara

Lebih banyak diam. Pada musim berbiak mengeluarkan suara teriakan memanggil yang keras.

Habitat

Hidup di hutan primer dan tepi hutan, terutama di perbukitan atau pegunungan sampai ketinggian 1100 m, meski terkadang juga ditemukan di dataran rendah dengan ketinggian diatas 250 m.

Berbiak

Tidak banyak informasi terkait dengan perkembangbiakan jenis ini di Sulawesi. Satu individu betina pernah terekam dalam kondisi siap berbiak pada bulan September di Sulawesi. Masa pengeraman dan anak mulai bisa meninggalkan sarang tidak diketahui.

Makanan

Seperti halnya dengan Sikep-madu lainnya, makanan utamanya adalah  sarang, larva, anakan dan lebah serta tawon dewasa. Juga memakan verteberata kecil dan serangga hymenoptera lainnya.

Kebiasaan dan Status Migrasi

Burung yang pemalu, seringkali bertengger di dahan yang tersembunyi. Terkadang terlihat berjalan di permukaan tanah. Merupakan burung endemik sulawesi.

Status Keterancaman dan Perlindungan

Ancaman utamanya adalah berkurangnya habitat dan perburuan untuk perdagangan.

Dilindungi Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya dan PP 7 dan 8 Tahun 1999. Least concern (IUCN 2011), Appendix II CITES.

Sumber bacaan

Clark, W.S., Kirwan, G.M. & Marks, J.S. (2018). Sulawesi Honey-buzzard (Pernis celebensis). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved from https://www.hbw.com/node/52960 on 28 February 2018).

 

Elang Ekor-panjang

| Comments Off on Elang Ekor-panjang

LONG-TAILED HONEY BUZZARD

Henicopernis longicauda (Gamot, 1828)

 

Long-tailed Buzzard

Persebaran dan Ras

Merupakan jenis burung pemangsa endemik. Ditemukan hampir di seluruh Papua, kelompok pulau Papua Barat, P. Aru, dan P. Yapen, dari ketinggian permukaan laut sampai 3000 meter diatas permukaan laut.

Deskripsi

Berukuran sedang (56 cm). Ekor dengan tiga palang hitam yang jelas. Perhatikan bayangannya yang khas ketika melambung tinggi di atas hutan: kepala kecil, ekor bundar panjang, dan sayap bundar panjang ke arah depan. Perhatikan sayap yang berpalanga sangat banyak; coret halus di dada dan sisi tubuh. Jika dari dekat, iris kuning dan coret putih di muka, mahkota, dan pipi.

Iris kuning, paruh hitam dengan sera abu-abu, tarsus telanjang, kaki abu-abu.

Suara

Jenis ini biasanya tidak bersuara, tetapi suaranya seperti elang-alap selama terbang

Habitat

Sering dijumpai menghuni kawasan hutan dengan tegakan kanopi yang rapat, namun paling umum di  tepian hutan, perbukitan dan Pegunungan.

Berbiak

Aktivitas berbiak teramati pada akhir musim penghujan menuju musim kemarau. Sarang berupa tumpukan ranting yang disusun di pohon pada dahan utama, terkadang sarang juga diletakan pada pohon pandan (Pandanus sp). Jumlah telur dan masa pengeraman tidak diketahui.

Makanan

Makanan utamanya adalah serangga termasuk lebah dan larva lebah, semut dan belalang. Juga memangsa reptil, burung dan telur burung. Berburu di hutan pada siang hari dengan cara berpindah dari tenggeran satu ke tenggeran yang lain.

Kebiasaan dan Status Migrasi

Elang yang paling umum di hutan dan tepi hutan, sering terlihat melambung sendirian, atau berpasangan, di atas bukit yang tinggi atau hutan pegunungan. Burung penetap, akan tetapi untuk individu muda meninggalkan lokasi berbiak untuk mengembangkan daerah jelajahnya (Bildstein 2006).

Status Keterancaman dan Perlindungan

Populasi dinyatakan masih umum. Popolasinya menghuni hutan – hutan di Papua dan New Guinea. Dilindungi Undang-undang No.5  tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1999. IUCN red list menyatakan Least Concern. Appendix II CITES.

Sumber bacaan:

Debus, S., Kirwan, G.M. & Marks, J.S. (2018). Long-tailed Honey-buzzard (Henicopernis longicauda). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved from https://www.hbw.com/node/52956 on 28 February 2018).

Global Raptor Information Network. 2018. Species account: Long-tailed Honey Buzzard Henicopernis longicauda. Downloaded from http://www.globalraptors.org on 28 Feb. 2018

 

Sikep-madu Asia

| Comments Off on Sikep-madu Asia

EASTERN HONEY-BUZZARD

Pernis ptilorhyncus (Temminck, 1821)

P.p.ptilorhynchus teramati di Taman Nasional Meru Betiri/ Foto oleh: Junaedi

Persebaran dan Ras

Merupakan jenis dengan persebaran yang cukup luas dengan pola (morphologi) yang sangat banyak. Terdapat 6 anak jenis (ras) dengan daerah perseabaran:

  • Pernis ptilorhyncus orientalis Taczanowski, 1891 – Eastern Honey-buzzard – berbiak di Siberia, Jepang hingga Vietnam. Bermigrasi secara luas, wintering di Benua India, Asia Tenggara dan Wilayah Indonesia.
  • Pernis ptilorhyncus ruficollis Lesson, 1830 – Sri Lanka dan daratan utama Asia Tenggara kecuali semenanjung Thailand dan Malaysia.
  • Pernis ptilorhyncus torquatus Lesson, 1830 – Thailand, Malaysia, Sumatra dan Kalimantan.
  • Pernis ptilorhyncus ptilorhynchus (Temminck, 1821) – Indomalayan Honey-buzzard atau Javan Honey-buzzard – Jawa.
  • Pernis ptilorhyncus philippensis Mayr, 1939 – Filipina
  • Pernis ptilorhyncus palawanensis Stresemann, 1940 – Palawan, Calamians dan Filippina bagian barat..

 

Individu juvenile/muda Sikep-madu asia ras ptilorhynchus terdokumentasi di Taman Nasional Baluran/ Foto oleh: Cak Boeseth

Deskripsi

Berukuran sedang 50 cm, Warna sangat bervariasi dalam bentuk, terang, normal, dari dua ras yang berbeda. Masing-masing ,meniru elang yang berbeda dalam pola warna bulu. Terdapat garis-garis pada ekor yang tidak teratur. Semua bentuk memiliki tenggorokan berbercak pucat kontras, dibatasi oleh garis tebal hitam, sering dengan garis hitam mesial. Ciri khas ketika terbang kepala relatif kecil menyempit, leher agak panjang, sayap panjang menyempit, ekor berpola. Pada saat soaring ekor cenderung mengembang.

Iris jingga, paruh abu-abu, beberapa perjumpaan memiliki sera kuning, bulu berbentuk sisik(terlihat dalam jarak dekat).

Suara

Keras, tingkatan nada meninggi, seperti bunyi lonceng dengan empat tingkatan nada ’wii-wiy-uho” atau ”wiihiy-wiihiy”.

Habitat

Sering mengunjungi hutan pegunungan. Hutan hujan tropis dari dataran rendah hingga dataran tinggi sedang. Di Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Meru Betiri ditemukan di dataran rendah. Bisa dijumpai hingga ketinggian 1800 mdpl, tapi lebih umum di ketinggian 1200 mdpl. Pada musim migrasi bisa ditemukan hingga ketinggian 3000mdpl.

Sikep-madu Asia ras orientalis merupakan pengunjung musim dingin yang rutin datang ke indonesia/ foto oleh: Asman Adi Purwanto

Berbiak

Musim kawin : Umunya Juni – pertengahan September.

Sarang: Di Siberia berukuran lebar 80 cm atau lebih dengan kedalaman 25 cm atau lebih dan di India lebih kecil dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 20 cm. Terdiri dari ranting kering dan jarang dedaunan hijau. Jumlah telur: 2 butir, dengan masa pengeraman 28 0 35 hari.

Makanan

Makanannya berupa ulat, kepompong dan anakan tawon dan lebah. Lalat kerbau merupakan makanan yang disukainya. Di Taiwan pada musim berbiak membawa ular dan burung dari keluarga Columbidae ke sarang untuk anaknya.

Kebiasaan dan Status Migrasi

Pengunjung pada musim dingin September-November dalam jumlah besar. Sering mengunjungi hutan pegunungan. Ciri sewaktu terbang adalah beberapa kepakan dalam yang di ikuti luncuran panjang. Melayang tinggi di udara dengan sayap datar. Mempunyai kebiasaan aneh yaitu merampas sarang tawon.

Ras yang berjambul panjang torquatus dan ptilorhyncus adalah jenis penetap dan ras Paleraktika Timur yang berjambul pendek, orientalis, pengunjung musim dingin (migran). Melakukan migrasi pada musim dingin selama bulan Agustus sampai Nopember dan Kembali bulan Maret hingga Mei. Di Indonesia diketahui masuk melalui Sumatera, Borneo, Sulawesi kemudian ada beberapa jalur lagi sampai ke Wintering Area. Di jawa, lokasi pengamatan migrasi di jawa barat adalah Puncak, Bogor, Gunung Tangkuban Perahu, Papandayan, Cibodas, Halimun Salak. Kemudian ke timur melewati Merapi, Semarang, Bromo ke Bali, Lombok sampai Flores. Kemungkinan di flores mereka menetap selama di utara sedang musim dingin hingga kembali musim semi (Spring Migration).

Status Keterancaman dan Perlindungan

Perburuan ilegal untuk diperdagangkan di pasar gelap dan sebagai burung peliharaan. Dilindungi Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya dan PP 7 dan 8 Tahun 1999. Least concern (IUCN 2011), Appendix II CITES.

Sumber bacaan:

Ferguson-Lees, J., and D.A. Christie. 2001. Raptors of the world. Houghton Mifflin, Boston, MA.

Orta, J., Marks, J.S. & Kirwan, G.M. (2017). Oriental Honey-buzzard (Pernis ptilorhynchus). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved from https://www.hbw.com/node/52959 on 20 November 2017).

Purwanto, A.A., F.D.N. Aji.., R. Hindriatni., A. Sukistyanawati., H. Cahyono., dan D. Sasmita. 2013. Panduan Lapang Burung Pemangsa di Kawasan Konservasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur. Balai Besar KSDA Jawa Timur. Surabaya.

Yamazaki, T., Nitani, Y., Murate, T,. Lim, K.C., Kasorndorbua, C., Rakhman, Z., Supriatna, A., and Gomboaatar, S. 2012. Field Guide to Raptor of Asia, Vol. 1, Migratory Raptors of Oriental Asia. Asian Raptor Research and Conservation Network, Japan. 119 Pp.