EASTERN HONEY-BUZZARD
Pernis ptilorhyncus (Temminck, 1821)
P.p.ptilorhynchus teramati di Taman Nasional Meru Betiri/ Foto oleh: Junaedi
Persebaran dan Ras
Merupakan jenis dengan persebaran yang cukup luas dengan pola (morphologi) yang sangat banyak. Terdapat 6 anak jenis (ras) dengan daerah perseabaran:
- Pernis ptilorhyncus orientalis Taczanowski, 1891 – Eastern Honey-buzzard – berbiak di Siberia, Jepang hingga Vietnam. Bermigrasi secara luas, wintering di Benua India, Asia Tenggara dan Wilayah Indonesia.
- Pernis ptilorhyncus ruficollis Lesson, 1830 – Sri Lanka dan daratan utama Asia Tenggara kecuali semenanjung Thailand dan Malaysia.
- Pernis ptilorhyncus torquatus Lesson, 1830 – Thailand, Malaysia, Sumatra dan Kalimantan.
- Pernis ptilorhyncus ptilorhynchus (Temminck, 1821) – Indomalayan Honey-buzzard atau Javan Honey-buzzard – Jawa.
- Pernis ptilorhyncus philippensis Mayr, 1939 – Filipina
- Pernis ptilorhyncus palawanensis Stresemann, 1940 – Palawan, Calamians dan Filippina bagian barat..
Individu juvenile/muda Sikep-madu asia ras ptilorhynchus terdokumentasi di Taman Nasional Baluran/ Foto oleh: Cak Boeseth
Deskripsi
Berukuran sedang 50 cm, Warna sangat bervariasi dalam bentuk, terang, normal, dari dua ras yang berbeda. Masing-masing ,meniru elang yang berbeda dalam pola warna bulu. Terdapat garis-garis pada ekor yang tidak teratur. Semua bentuk memiliki tenggorokan berbercak pucat kontras, dibatasi oleh garis tebal hitam, sering dengan garis hitam mesial. Ciri khas ketika terbang kepala relatif kecil menyempit, leher agak panjang, sayap panjang menyempit, ekor berpola. Pada saat soaring ekor cenderung mengembang.
Iris jingga, paruh abu-abu, beberapa perjumpaan memiliki sera kuning, bulu berbentuk sisik(terlihat dalam jarak dekat).
Suara
Keras, tingkatan nada meninggi, seperti bunyi lonceng dengan empat tingkatan nada ’wii-wiy-uho” atau ”wiihiy-wiihiy”.
Habitat
Sering mengunjungi hutan pegunungan. Hutan hujan tropis dari dataran rendah hingga dataran tinggi sedang. Di Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Meru Betiri ditemukan di dataran rendah. Bisa dijumpai hingga ketinggian 1800 mdpl, tapi lebih umum di ketinggian 1200 mdpl. Pada musim migrasi bisa ditemukan hingga ketinggian 3000mdpl.
Sikep-madu Asia ras orientalis merupakan pengunjung musim dingin yang rutin datang ke indonesia/ foto oleh: Asman Adi Purwanto
Berbiak
Musim kawin : Umunya Juni – pertengahan September.
Sarang: Di Siberia berukuran lebar 80 cm atau lebih dengan kedalaman 25 cm atau lebih dan di India lebih kecil dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 20 cm. Terdiri dari ranting kering dan jarang dedaunan hijau. Jumlah telur: 2 butir, dengan masa pengeraman 28 0 35 hari.
Makanan
Makanannya berupa ulat, kepompong dan anakan tawon dan lebah. Lalat kerbau merupakan makanan yang disukainya. Di Taiwan pada musim berbiak membawa ular dan burung dari keluarga Columbidae ke sarang untuk anaknya.
Kebiasaan dan Status Migrasi
Pengunjung pada musim dingin September-November dalam jumlah besar. Sering mengunjungi hutan pegunungan. Ciri sewaktu terbang adalah beberapa kepakan dalam yang di ikuti luncuran panjang. Melayang tinggi di udara dengan sayap datar. Mempunyai kebiasaan aneh yaitu merampas sarang tawon.
Ras yang berjambul panjang torquatus dan ptilorhyncus adalah jenis penetap dan ras Paleraktika Timur yang berjambul pendek, orientalis, pengunjung musim dingin (migran). Melakukan migrasi pada musim dingin selama bulan Agustus sampai Nopember dan Kembali bulan Maret hingga Mei. Di Indonesia diketahui masuk melalui Sumatera, Borneo, Sulawesi kemudian ada beberapa jalur lagi sampai ke Wintering Area. Di jawa, lokasi pengamatan migrasi di jawa barat adalah Puncak, Bogor, Gunung Tangkuban Perahu, Papandayan, Cibodas, Halimun Salak. Kemudian ke timur melewati Merapi, Semarang, Bromo ke Bali, Lombok sampai Flores. Kemungkinan di flores mereka menetap selama di utara sedang musim dingin hingga kembali musim semi (Spring Migration).
Status Keterancaman dan Perlindungan
Perburuan ilegal untuk diperdagangkan di pasar gelap dan sebagai burung peliharaan. Dilindungi Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya dan PP 7 dan 8 Tahun 1999. Least concern (IUCN 2011), Appendix II CITES.
Sumber bacaan:
Ferguson-Lees, J., and D.A. Christie. 2001. Raptors of the world. Houghton Mifflin, Boston, MA.
Orta, J., Marks, J.S. & Kirwan, G.M. (2017). Oriental Honey-buzzard (Pernis ptilorhynchus). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved from https://www.hbw.com/node/52959 on 20 November 2017).
Purwanto, A.A., F.D.N. Aji.., R. Hindriatni., A. Sukistyanawati., H. Cahyono., dan D. Sasmita. 2013. Panduan Lapang Burung Pemangsa di Kawasan Konservasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur. Balai Besar KSDA Jawa Timur. Surabaya.
Yamazaki, T., Nitani, Y., Murate, T,. Lim, K.C., Kasorndorbua, C., Rakhman, Z., Supriatna, A., and Gomboaatar, S. 2012. Field Guide to Raptor of Asia, Vol. 1, Migratory Raptors of Oriental Asia. Asian Raptor Research and Conservation Network, Japan. 119 Pp.